Thursday, December 15, 2005

Menjadi Lebih Cantik

Buku itu masih saja teronggok di rak nya. Blum laku2 dari pertama kali dipajang. Jangankan laku, ada yang dengan sengaja menyentuh pun tidak. Paling-paling tersenggol by accident karena kebetulan ada yang sedang mengambil buku di sebelahnya. Jangan-jangan dia sudah terlanjur jamuran atau bahkan sulit untuk dibuka karena antar halamannya saling lengket. Apalagi toko yang memajangnya juga bukan jenis toko berkelas dengan kelengkapan ac dan perawatan koleksinya yang optimal. Tempatnya hanya di toko buku pinggir jalan yang memang rata-rata menjual buku-buku bekas. Akrab dengan debu dan percikan air hujan saat plastik pelindung si empunya toko tak cukup untuk melindunginya. Kasiannya ...

Ukurannya biasa saja, bentuknya juga standar seperti buku-buku yang laen. Tidak terlalu tebal, pun tidak terlalu tipis, tidak terlalu lebar ataupun kecil. Sampul buku sama sekali tidak menarik untuk dilihat. Tidak ada desain yang mencolok sehingga bikin orang laen tertarik dengannya. Memang benar kalo disimpulkan bahwa buku itu tidak ada yang istimewa, biasa-biasa saja.

Sampai suatu ketika, terlihat seseorang dengan mata berbinar-binar memandang penuh harap pada buku itu. Yah ... orang itu bercerita bahwa dia sudah hampir putus asa karena tidak juga menemukan buku yang dia cari. Tapi ... kehendakNya berkata lain, akhirnya dia menemukannya. Menemukan buku yang biasa-biasa saja itu. Dia bercerita panjang lebar tentang isi buku yang tampak tidak istimewa itu. Begitu banyak pengetahuan penting, bernilai dan penuh hikmah yang bisa dia peroleh dari buku itu. Bukan hanya untuk dia saja, tapi juga untuk kita semua. Mendengar ceritanya yang menggebu-gebu, bisa dibayangkan kalo buku itu ternyata bernilai istiwewa, bukan biasa-biasa saja. Dan sungguh disayangkan, bahkan penjual nya sendiri tidak mengetahui hal itu. Duh ..

Yah, tampilan luar bukan berarti menunjukkan isi di dalamnya. Sungguh bijaksana jika kita tak menilai hanya berdasarkan penampilan luar. Saat ini, semakin banyak penampilan-penampilan yang menarik hati dari luar tapi sungguh tak berisi di dalamnya. Kosong .. Namun demikian, akan lebih baik juga jika yang memang memiliki isi bisa dikemas dengan yang indah, cantik dan menarik.

Bukan begitu sis ? Thx 4 pesen ”menjadi lebih cantik” nya ... :)

Thursday, December 01, 2005

Dibalik Kaca ini

Pulang ke rumah di kampung seringkali kutempuh dengan bis antar kota. Kebiasaannya sih, jarang banget bisa tidur di bis, maklum.. seringnya naek yang patas non ac. Emang ada ya patas non ac ? Hehe .. maksud nya sih .. bis ekonomi yang larinya kenceng, dan emang gak pake ac. Lebih patas dari yang ngaku tarifnya patas. Dan satu lagi kelebihannya, lebih murah.. lawong ekonomi jee .. hehe.

Milih duduk deket jendela juga jadi kebiasaan. Seringnya sih bisa milih, karena emang bener-bener berangkat dari terminal. Masuk bis, mulai lah para enterpreuneur (bener gak sih nulisnya .. ? :D) kecil menjajakan dagangannya, tak ketinggalan pelaku seni jalanan yang dengan modal suara juga perangkat seadanya mulai beraksi. Kebanyakan dari mereka rata-rata masih usia sekolah. Sudah selesaikah pekerjaan rumah yang ditugaskan oleh guru mereka ? Atau bahkan ternyata mereka tidak mendapatkan tugas itu karena tidak sekolah ? Duh Gusti .. babak lain dari episode kehidupan tengah kau tunjukkan pada hambaMu yang beruntung dapat menimba ilmu di tempat yang namanya sekolahan. Sedangkan mereka ? ....

Bis mulai berjalan. Sebenernya pemandangan yang kuliat sepanjang jalan tetep aja sama seperti kemaren2. Jalan tol, jalan panjang dan lebar hingga memasuki terminal kota. Ya .. ya .. jalanan itu tetap sama. Hanya saja ada beberapa perubahan di kanan kirinya, semakin banyak gedung dan bangunan. Sementara ada pula pemandangan lain yang mampu mengusik hati. Berbagai macam ada di luar kaca ini. Orang berkendara dengan berbagai merek, sampai mereka yang hanya berjalan kaki. Dari yang melakukan berbagai macam hal sampai dengan yang hanya duduk-duduk tanpa aktifitas.

Banyak orang dengan segala macam kelakuan yang diperbuatnya. Dari balik kaca ini, banyak ekspresi yang tercipta. Ada helaan nafas, senyum, kernyitan, tawa, bahkan sampai air mata yang dengan sangat terpaksa harus kutahan saat pengen keluar. Kan malu ... diem2 di bis kok nangis, ntar dikira penumpang yang laen apaan ?

Btw .. kira-kira ... seperti apa ya Sang Pencipta melihat kembuletan ciptaanNya di dunia ini? J
Manusia hidup di dunia telah membawa suratan takdirnya masing-masing. Ini sudah menjadi previllage Pemilik Hidup yang tidak bisa diganggu gugat. Absolut, Mutlak. Namun demikian, Allah yang teramat sayang dengan umatNya senantiasa memberikan kemudahan dan keleluasaan agar kita mau berfikir, berusaha dan berdoa untuk merubah suratan takdir itu sesuai dengan yang dikehendakiNya. Sekali lagi, semua berpulang pada Nya sebagai penentu.

Perjalanan ini tak tau berujung dimana dan sampai kapan .. Ijinkan hamba dapat melalui dalam bimbingan Mu Ya Robb..